Tim mahasiswa Program Sarjana Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha berhasil mendapatkan penghargaan “Quake-Resistant Certificate” pada kompetisi internasional Introducing and Demonstrating Earthquake Engineering Research in Schools atau IDEER. Tim yang beranggotakan Achmad Aprizal Ghozali (2021023), Henry Jonathan (2021017), Apfia Reggina Putri (2021015), dan Sofhie Angela Hagiyanto (2021002), terbang menuju Taiwan untuk mengikuti kompetisi yang diadakan oleh National Center for Research on Earthquake Engineering, the National Applied Research Laboratories (NARL) pada 20-23 September 2023.
Kompetisi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori siswa sekolah menengah umum, mahasiswa sarjana, dan mahasiswa pascasarjana. Sebelum mengikuti lomba, peserta diwajibkan untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu secara online. Selanjutnya adalah babak seleksi, dan peserta yang berhasil lolos akan diundang untuk mengikuti kompetisi yang meliputi tahap perakitan prototipe bangunan. Peserta diberi waktu lima jam merakit materai yang diberikan panitia, kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian untuk mengukur kekuatan prototipe bangunan. Pada kategori mahasiswa sarjana, kompetisi mempertandingkan prototipe bangunan tinggi tahan gempa menggunakan shaking table dengan data masukan gempa artifisial bertahap dari 200 hingga 800 gal.
Pada kompetisi kategori mahasiswa sarjana tahun ini terdapat 42 tim dari berbagai negara, antara lain Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, Indonesia, Singapura, Filipina, dan Taiwan. Dari Indonesia terdapat empat universitas, yaitu Universitas Brawijaya, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Kristen Maranatha.
Dekan Fakultas Teknik UK Maranatha sekaligus dosen pendamping lomba, Dr. Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T. mengatakan, “Tingkat kesulitan yang dihadapi peserta, yaitu harus mempunyai bekal pengetahuan yang cukup terhadap filosofi struktur bangunan tipe frame tahan gempa, penggunaan breising pada bangunan bertingkat tinggi, penggunaan damper, distribusi beban gempa (beban lateral), dan tentu saja kecakapan merakit prototipe bangunan tinggi dengan bahan material kayu MDF dengan alat sambung kimiawi, yaitu lem dan tali. Ketentuan jumlah lantai, beban yang bekerja pada bangunan, dan lainnya mengikuti regulasi yang telah ditetapkan panitia.”
Meskipun tidak berhasil mendapatkan gelar juara, tetapi tim UK Maranatha berhasil meraih penghargaan berkat prototipe bangunan bernama “Munara Surti Turnastiti” yang mampu menyelesaikan seluruh tahapan simulasi gempa dan kuat menahan beban gempa 800 gal tanpa mengalami kegagalan struktur.
Pada awalnya, Achmad sebagai Ketua tim tidak menyangka bisa berpartisipasi karena lomba ini bersifat “siapa cepat ia dapat”. Namun, untungnya masih diberi kesempatan untuk bisa mengikuti lomba tersebut. “Kami sangat mempersiapkan lomba tersebut dengan cara berlatih secara terus menerus,” ungkap Achmad. Mereka berlatih dengan membuat bangunan sebanyak tujuh kali, lalu dilanjutkan dengan pengujian dan evaluasi. “Selama persiapan ini memang terkadang ada rasa jenuh, dan lelah. Akan tetapi, kita tetap semangat mengikuti lomba ini karena membawa nama besar UK Maranatha ke luar negeri,” tuturnya. Meskipun bersemangat mengikuti lomba, sayangnya Achmad dan teman-temannya tidak lagi dapat mengikuti lomba ini di masa mendatang karena sudah memasuki semester akhir dan harus mempersiapkan tugas akhir.
“Mungkin kami masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan, serta masih banyak yang perlu ditingkatkan. Kami akan menjadi mentor dan membagikan pembelajaran bagi adik-adik untuk mengikuti perlombaan IDEERS ini di kesempatan berikutnya. Saat ini kami mendapat peringkat ke-19, tetapi kami berharap adik-adik akan dapat mendapatkan hal yang lebih sehingga dapat membanggakan HIMASIP (Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, dan Universitas Kristen Maranatha,” tutup Achmad. (vir/gn)
()